BERITA

Anak-Anak Cacat, Miskin dan Terlantar di Kei Kecil

KEI – Salah satu sudut daerah di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) ternyata terdapat sebuah panti yang menampung anak-anak cacat, miskin dan terlantar. Panti yang terletak cukup jauh dari ibu kota Malra Langgur itu adalah Susteran Alma Kei Kecil dan Panti Rehabilitasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Bhakti Luhurohoi Loon-Gelant Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Malra.
Kepala Susteran Alma Getruida Yamlean Alma mengatakan, Panti Bhakti Luhur hanya menampung sepuluh anak-anak cacat dan terlantar. “Walaupun panti rehabilitasi telah ada namun setiap minggu hari Kamis kami mengunjungi dari rumah ke rumah, sistimnya door to door di tengah masyarakat, untuk mengunjungi anak-anak yang masih sangat membutuhkan perhatian kita,” kata Suster Getruida di Kecamatan Kei Kecil pekan lalu.
Tidak hanya anak-anak cacat, Getruida mengatakan, tapi juga anak-anak miskin dan terlantar, termasuk anak-anak yang membutuhkan rehabilitasi medis.
Panti Rehabilitasi ABK Bhakti Luhur melakukan operasi kepala membesar, debur dan bibirsumbing, itu bagian dari pelayanan panti. “Kita khusus untuk masyarakat tidak terjangkau. Kalau pemerintah dan organisasi sudah menyapa mereka dengan program, kami harus mencari belum dijangkau oleh pemerintah, masyarakat maupun LSM,” kata Getruida.
Getruida mengatakan, ternyata di luar sana masyarakat khususnyaa nak-anak ABK sangat membutuhkan. Kendalanya masyarakat ada yang mengerti ada yang tidak mengerti. Kita membutuhkan kesabaran dan pengertian kepada mereka. Terkadang anak-anak cacat punya kemampuan tapi orang tua takut, padahal kami harus melatih.Jika mereka bisa dididik mereka akan disekolahkan di sekolah normal dari tingkat SD – SMP – SMA.  “Dalam mengelola panti ada saja kendala, tapi kami yakin dan percaya segala sesuatu pasti Tuhan memberikan terbaik.Dia tidak bisa menitipkan anak tanpa memberikan dukungan,” kata Suster Getruida.
Tuhan bisa saja mengirim siapa saja datang kesini, Getruida mengatakan, setiap hari kami berkebun walaupun panas, karena Tuhan pasti memberikan hujan untuk menyuburkan tanaman bagi kelangsungan hidup kami di panti. “Jadi anak-anak biasanya setiap hari beraktifitas di sekolah pagi hingga siang. Namun anak-anak yang tingkat kecatatannya membutuhkan perhatian khusus tidak kesekolah tapi dilakukan therapy setiap hari.Jadi kita untuk semnetara tenaga suster 3 dan perawat 2,” kata Suster Getruida.
Suster Getruida mengatakan, partisipasi pemerintah dari Dinas Pendidikan setempat per tahun ada. Mereka lakukan kunjungan setiap tahun juga untuk meminta pertanggungjawaban dana-dana bantuan.
“Dari Dinas Sosial kabupaten juga setiap tahun membantu.Saya mencoba untuk menata panti dengan baik agar anak-anak cacat dan miskin serta terlantar bisa menikmati kehidupan layaknya anak-anak normal lainnya di luar sana,” kata Getruida.  (YAS)
sumber:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *