february 14,2011 by hanamikaoru
We ain’t perfect at all
We are only ordinary human who lives on this world temporarily
God had commanded us,
So that we love one another, especially for them, who needed most…
This is my Valentine…
Mungkin, selama ini kita tidak pernah berpikir, bagaimana kisah kehidupan mereka.
Atau bahkan, kita tidak pernah ingin untuk berpikir ke sana.
Kita sudah terlalu puas dengan apa yang kita miliki saat ini.
Atau malah kita sama sekali belum puas, sehingga kita ingin menuntut lebih dari apa yang kita miliki.
Tapi, apakah kalian ingin tahu, bagaimana mereka memperjuangkan hidup mereka?
Bagaimana mereka bisa mensyukuri hidup mereka yang serba kekurangan?
Secara kasat mata, mereka memang tidak sama dengan kita.
Kita dikaruniai anggota tubuh yang lengkap sedangkan mereka tidak.
Kita diberikan mental untuk menjalani hidup, sedangkan mereka tidak.
Kita bisa saja bebas bergerak, melakukan apa yang kita mau, sedangkan mereka? Tidak.
Akan tetapi, melihat kehidupan mereka, tidak bisa dilihat secara kasat mata. Bagaimana kita harus melihat kehidupan mereka?
Mata iman kita.
Iman kita mengerti, apa yang mereka butuhkan.
Iman kita tahu, apa yang seharusnya kita berikan kepada mereka.
Mereka membutuhkan perhatian. Mereka membutuhkan kasih sayang. Bukan saja kita harus memberikan cinta berupa materi untuk mereka. Namun, kita pun harus meninggalkan hati kita untuk mereka. Karena mereka memang sangat membutuhkannya.
Jujur saja, aku ingin menangis setiap kali aku mengingat mereka. Memandang mereka, mengingat mereka, membuatku ingat, hidup ini harus disyukuri. Apapun kekurangan dari hidup kita, kita harus tetap bersyukur.
Hal yang cukup membuatku bertanya-tanya adalah kenapa terkadang kita manusia yang diberikan ini-itu tidak bisa melakukan hal-hal seperti mereka dengan penuh percaya diri? Bahkan mereka dengan percaya diri tampil di depan umum untuk menyanyi, menari, dan mengungkapkan isi hati mereka kepada kita. Banyak dari kita terlalu muluk-muluk untuk melakukan hal-hal seperti itu, bahkan sering kali kita menunjuk orang lain ketimbang menunjuk diri kita sendiri. Sering kali kita tidak memiliki percaya diri untuk melakukan sesuatu. Padahal, kita memiliki segala sesuatunya dengan lengkap. Tapi, kenapa mereka bisa sedangkan kita sulit sekali untuk bisa seperti itu?
Aku mencoba untuk merefleksikan cerminan mereka. Mereka begitu penuh sukacita, penuh syukur dengan apa yang mereka miliki saat ini. Walaupun mereka dalam keadaan serba kekurangan sekalipun. Tapi kita? Mengapa kita selalu menuntut lebih? Kita selalu ingin lebih dari apa yang kita miliki. Sulit sekali kita untuk bersyukur, bahkan parahnya acap kali kita berpikir, “kenapa Tuhan tidak pernah memberikan apa yang aku inginkan? Tuhan tidak sayang padaku. Tuhan sangat jahat padaku.” Pemikiran seperti itu tidak jarang melayang-layang di benak manusia seperti kita. Cobalah untuk lebih bersyukur lagi. Ingatlah, bahwa Tuhan selalu baik pada kita semua. Karena rencana Tuhan selalu indah pada waktunya.
Hati nurani ini tergerak ketika mendengar mereka “dibuang” oleh orangtuanya. Pada awalnya, mereka dititipkan di sana untuk menjalani pengobatan dan terapi. Sebulan sekali mereka dijenguk oleh orangtua mereka, namun lama-lama mereka tidak pernah dijenguk lagi oleh orangtua mereka. Dan setelah dihubungi, orangtua mereka sudah menghilang entah kemana. Kenapa para orangtua begitu tega untuk membuang anak-anak seperti mereka? Jujur saja, aku sangat sedih mendengarnya. Dan aku begitu bersyukur, aku punya orangtua dan teman-teman yang begitu perhatian padaku.
Tuhan, aku sangat berterima kasih padaMu. Karena Engkau memberi kelengkapan padaku. Juga orang-orang yang sayang padaku.
Tuhan telah memberikan segala kesempurnaan kepada kita…
Namun, kita yang telah diberikan kesempurnaan itu tidak pernah bisa luput dari keserakahan, tidak pernah bersyukur atas apa yang telah Tuhan beri kepada kita…
Bagaimana dengan mereka, yang jauh dari tidak sempurna dan terbelakang mental maupun fisik? Apakah kita mau memberi apa yang kita punya untuk mereka, memberi cinta, perhatian dan kasih sayang?
Mereka sama seperti kita. Kita pun sama seperti mereka. Sudah selayaknya kita mencintai mereka seperti kita mencintai keluarga dan teman-teman kita. Sudah selayaknya kita berbagi dengan mereka. Berbagi kebahagiaan, cinta dan perhatian.
Ternyata di luar sana masih banyak anak-anak yang masih lebih kurang dari kita, jauh dari sempurna dan terbelakang. Mereka yang jauh lebih perlu diperhatikan, bukannya dibuang. Justru dari kita inilah, yang punya segalanya, yang selalu ingin ini-itu, mereka mengharapkan cinta dan perhatian. Thanks Jesus for everything…
Pada kesempatan kali ini, Lingkungan Theresia Lisieux dan beberapa anggota dari Mudika St. Fransiskus Xaverius Asisi ingin berbagi, ingin meluangkan waktu bersama teman-teman kita yang masih butuh perhatian lebih dari kita menjelang hari kasih sayang ini. Juga kegiatan ini memberi pelajaran untuk kita semua bahwa kita manusia yang diberikan kelengkapan oleh Tuhan harus sangat-sangat bersyukur. Jangan selalu melihat ke atas, tapi sekali-kali cobalah untuk melihat ke bawah, karena di sanalah masih banyak orang yang kekurangan.
We ain’t perfect at all
But we’re same with them
Be satisfied with all you have…
The King will answer and say to them, “truly I say to you, to the extent that you did it to one of these brothers of Mine, even the least of them, you did it to Me.” – Matthew 25:40
Credit:
Event by : Lingkungan Santa Theresia Lisieux & Mudika St. Fransiskus Xaverius Asisi – February 13th 2011
Summary by : Angela Chen
Video by : dgouzali @Youtube
Location : Yayasan Bhakti Luhur, Jl. R.E. Martadinata No. 50B, Ciputat – Tangerang
TAKE OUT WITH FULL CREDITS
DON’T ADD OR REMOVE SOMETHING