BERITA

Guru Diajari Mengidentifikasikan Siswa dan Siswi Disabilitas

Selasa, 13 September 2016 16:33

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU – Yayasan Bakti Luhur Malang memberikan pelatihan untuk guru SD kelas 1 dan 2 untuk mengindentifikasikan siswa dan siswi disabilitas, Selasa (13/9/2016). Pelatihan dengan tema “Identifikasi Kecacatan dan Disabilitas Untuk Guru SD Kota Malang” bertempat di aula Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Malang.
“Kegiatan seperti ini perlu sekali,” jelas Yuliana Eni dari Yayasan Bakti Luhur di sela acara.
Hal ini karena Kota Malang sudah menyatakan sebagai kota inklusi. Sayangnya, data pasti penyandang disabilitas belum ada, tambah Yuliana. Sehingga dengan adanya pengenalan ini, setidaknya bisa diketahui datanya nanti.
“Ya..tidak segera diketahui. Mereka yang dilatih kan akan melakukan assesment. Setelah itu bisa diketahui berapa jumlahnya,” jelas Eni.
Untuk mengetahui itu, dari para guru biasanya saat pendaftaran siswa baru. Karena itulah, Bakti Luhur tidak hanya mengandalkan pada guru, tapi juga komponen masyarakat lainnya. Seperti kader posyandu, PKK dan petugas sosial masyarakat (PSM).
Kata Eni, pihaknya memiliki nomer kontak mereka yang sudah mengikuti pelatihan. Sehingga bisa mengetahui hasil assesment mereka ketika di masyarakat.
“Untuk pelatihan nonguru, sudah kita lakukan di tiga kecamatan yaitu Sukun, Klojen dan Kedungkandang,” jelas dia.
Besok, lanjutnya, akan dilanjutkan ke dua kecamatan lain untuk non guru.
Ditambahkan, jika keberadaan mereka diketahui serta jenis ketunaannya, maka akan menjadi masukan yang positif.
“Sebab penyadang disabilitas juga berhak mendapat layanan publik. Mereka juga tidak ingin dibedakan,” katanya.

pelatihan-malang-1

Dijelaskan Eni, perlunya peran serta masyarakat dalam hal ini karena penanganan pada penyandang disabilitas. Terutama di Yayasan Bakti Luhur yang sejak lama fokus pada hal ini.
“Dulu anak-anak dibawa ke asrama diterapi dan diberi pendidikan. Kalau hanya menangani di asrama akan sangat terbatas untuk menampung semuanya,” paparnya.
Meski yayasan ini ada di 14 provinsi di Indonesia.
“Pada 1996, kami sudah mengadakan rehabilitasi berbasis masyarakat dengan mengunjungi anak-anak,” kata dia.
Meski niatnya mulia, namun terkadang tidak selalu diterima baik.
Karena itu, mulai tahun ini, yayasan membuat program mengidentifikasi anak-anak disabilitas.
“Jika nanti dari kader ada yang mengetahui, mereka bisa assesment dan memantaunya,” kata dia.
Sementara itu, Irene Widaningsih, pemateri menyampaikan ke para guru SD untuk mengenali anak low vision.
“Ada yang matanya normal tapi kalau membaca harus mendekat/tidak bisa membaca normal,” jelas Irene.
sumber:
http://suryamalang.tribunnews.com/2016/09/13/guru-diajari-mengidentifikasikan-siswa-dan-siswi-disabilitas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *