Ditulis oleh (lea/achi/LO1)
Kamis, 13 Desember 2012 05:02
MERAUKE – Panti Asuhan St. Vincentius Yayasan Bhakti Luhur Alma Cabang Merauke menampung 25 Anak-anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau anak cacat dan yatim piatu Jalan Domba Kelurahan Rimba Jaya, Merauke. Para ABK tersebut dilayani dengan berbagai program kemanusiaan guna meningkatkan kemandiriannya di masyarakat.
Kepala Panti Asuhan St. Vincentius Merauke, Suster Florensia Hokeng, Alma, mengatakan, konggergasi Alma merupakan asosiasi lembaga misionaris awam yang khusus memberikan pelayanan karya pastoral dan sosial di pedalaman. Panti Asuhan St, Vincentius Alma memiliki program pelayanan kesehatan, pendidikan dan pendampingan anak cacat dan yatim piatu.
“Pekerjanya dari awam, dan untuk karya pelayanan kami secara khusus bagian pastoral dan sosial. Kalau sosial, secara khusus melayani anak-anak yang berkebutuhan khusus (ABK), jadi biasanya orang cacat, tetapi kami namakan ABK. Kami memiliki13 tenaga pelayan dan pengasuh ABK,” katanya kemarin.
Dikatakannya, pihaknya melayani dan mendampingi para ABK dengan berbagai jenis kecacatan, yakni, anak autis, cacat mental, ganda, tidur, kelebihan cairan, tuna rungu wicara, cacat penglihatan, sumbing, yatim piatu dan sebagainya. Ada enam orang anak asuh yang didampingi sampai masuk pendidikan formal Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan tiga lainnya telah bekerja dan hidup mandiri.
“3 orang masuk pendidikan formal di SD dan 3 orang lagi SMP. Sedangkan, ada 2 orang anak laki-laki yang sudah membuka bengkel tambal ban dan 1 orang anak perempuan bekerja di restauran, ketiganya tuna rungu wicara. Kami melayani dan mendampingi mereka, hidup serumah, sekamar, satu tempat tidur dan makan bersama-sama. tidak dipilah-pilah, karena itu misi kami, pelayanan dengan cinta kasih,” ujarnya.
Ditambahkannya, setiap kamar terdapat 1 orang pengasuh yang bertanggung jawab kepada 3 sampai 4 orang anak. Anak-anak lainnya bersekolah di panti tersebut, ada 4 ruangan yang dipakai sebagai kelas. Kelas-kelas berbeda sesuai tingkat kecacatan para ABK seperti anak tuna rungu wicara kelasnya sendiri dan sebagainya.
“Belum ada donatur tetap untuk kami, tetapi berkat doa dan pelayanan yang tulus, selalu ada pemerhati yang memberikan sumbangan baik itu pemerintah maupun masyarakat. Tapi kami sangat terbatas dengan dana, apalagi jika anak-anak sakit dan intensif bagi pengasuh. Bagaimanapun juga mereka kami berikan intensif sehingga termotivasi. Kami harapkan belas kasih Tuhan, kami berdoa dan Tuhan menjawab melalui sesama,” tandasnya. (lea/achi/LO1)
sumber: