BERITA

Panti Asuhan St.Vincentius Butuh Banyak Uluran Tangan

suara merauke
Posted on 10/11/2015 by endang
Panti Asuhan St.Vincentius Susteran Alma Merauke, menampung 27 anak cacat,yatim piatu dan 5 orang jompo. Di panti ini ditangani oleh 7 orang suster dan 7 pegawai pembantu. Menampung dan merawat anak cacat, yatim-piatu serta jompo bukanlah hal yang mudah. Belum lagi memenuhi kebutuhan dan biaya operasional setiap hari.

Bukan sekedar asal menampung saja atau memperhatikan makanan serta pakaian kepada penghuni panti, hal penting seperti pembinaan iman dan pendidikan bagi anak menjadi bagian yang tidak disepelehkan. Meski ada bantuan dari Dinas Sosial serta belaskasihan dari mereka yang memiliki kasih, belum bisa memenuhi semua kebutuhan dan biaya operasional di panti tersebut.

“Kami terkendala di biaya operasional yang cukup besar setiap bulannya. Belum lagi kami harus membayar gaji para pegawai. Sedangkan untuk terapi belajar bagi anak cacat ini kami tidak punya gedung atau ruangan khusus, sementara ini masih meminjam kamar panti dan tempat yang sama pula anak pakai untuk tidur,” tutur Kepala Panti Asuhan St. Vincentius Alma Merauke, Sr. Florensia, Alma di rumah panti Senin, (9/11/2015).

Dengan kondisi ini, sangat diharapkan akan banyak orang yang merasa tersentuh hatinya dan memberikan bantuan entah melalui dana maupun berupa barang, sehingga dapat membantu penambahan ruang terapi belajar dan juga mencukupi biaya operasional.

Sangat disyukuri pula kepada pemilik Toko Adil Merauke yang selalu menyumbangkan susu, dan beberapa dokter yang ketika dibutuhkan bersedia memeriksa, mengobati semua anggota panti secara gratis. Begitupun dengan semua bentuk sumbangan sukarela dari perorangan atau kelompok masyarakat ke panti.

Tidak hanya mengharapkan bantuan atau sumbangan dari luar, para suster dan pegawai juga telah berupaya membuat usaha produksi tempe, memelihara ternak, tetapi dalam perjalanannya masih belum maksimal.

“Kalau usaha tempe, sementara masih kita siapkan tempatnya yang lebih baik tetapi kita di musim panas seperti ini terkendala di air. Sedangkan usaha ternak juga terkendala pada makanannya,semua harus butuh biaya, sedangkan kita hanya bertahan dengan keadaan yang serba pas-pasan,” imbuhnya.

Meski dihadapi dengan tanggungjawab yang cukup berat, namun ke tujuh suster Alma tetap memiliki semangat melakukan kunjungan kepada keluarga-keluarga Kristen Papua di kampung-kampung yang belum tersentuh untuk memberikan pelayanan rohani.

Mereka tidak hanya tinggal di dalam biara tetapi membaur dengan keluarga, masyarakat asli Papua guna berbagi, sharing suka duka dalam keluarga, melakukan pembinaan rohani bagi keluarga yang kurang harmonis sehingga mereka merasa diperhatikan dan diberikan kekuatan melalui arahan untuk hidup sesuai dengan ajaran umat Allah.

Hasil kunjungan ditemukan banyak masalah, ada yang sudah lama berkeluarga tetapi belum menikah, belum permandian. Selanjutnya angka buta huruf masih memprihatinkan karena pendidikan masih morat-marit serta kesehatan masyarakat yang belum ditangani secara serius.

Ditengah banyaknya masalah tersebut, para suster tetap mendampingi, melatih mental dan cara umat untuk bisa mengucap doa dengan benar, bisa memimpin ibadah sabda ketika dibutuhkan dan membentuk kader untuk membimbing anak sekolah minggu setiap hari minggu.

Dari data yang tercatat di Dinas Sosial Merauke di Kabupaten Merauke terdapat 18 panti asuhan yang setiap tahunnya mendapatkan kompensasi pengurangan subsidi bahan bakar minyak sebagai upaya peningkatan kesejahteraan social penyandang cacat dan anak terlantar dari Kemensos.

Jumlah rupiahnya bevariasi berdasarkan data anak yang tinggal di panti asuhan. Sementara itu dari Dinas social Daerah, berdasarkan aturan keuangan, bahwa Dinsos tidak boleh memberikan bantuan berupa uang tetapi berupa barang atau bama. Demikian ini dijelaskan Sekertaris Dinsos Merauke Ir. Crispianus Isir di ruang kerjanya.

Terkait masalah pendidikan, menurutnya anak-anak harus mendapatkan pendidikan yang layak. Tetapi untuk masalah perhatian biaya pendidikan sarana pra sarana pendidikan sudah menjadi kewenangan Pemda Merauke melalui Dinas Pengajaran dan Pendidikan Kabupaten Merauke.

Pengelola panti dihimbau gara menyampaikan usulannya melalui proposal kepada Bupati Merauke, kemudian ditanggapi bupati dan selanjutnya bupati kembalikan ke dinas yang bersangkutan untuk dimasukan dalam anggaran tahun berikutnya yang akan diperuntukan sesuai permintaan dalam proposal yang diajukan, terang Issir lagi.

Sekedar info, bagi yang ingin menyalurkan bantuan bisa menghubungi pimpinan panti asuhan, nomor HP: 081353720207.(Get)
sumber:
http://suara.merauke.go.id/?p=7371

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *