Berikut adalah wawancara tim website Yayasan Bhakti Luhur kepada Suster Rosma,ALMA yang mengkoordinasi Pengajian & Pertemuan Paguyuban Keluarga Disabilitas di Bhakti Luhur Jakarta.
Pertemuan ini adalah pertemuan yang rutin dilaksanakan oleh Bhakti Luhur Jakarta melalui programnya yang bernama CBR (Community Based Rehabilitation) atau RBM dalam bahasa Indonesianya (Rehabilitasi Berbasis Masyarakat).
Dimana RBM/CBR ini adalah cikal bakal dari LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa) yang kita kenal pada tahun 1970-1980an yang dikerjakan oleh pemerintah Indonesia adalah gagasan dari Romo Janssen, pendiri Yayasn Bhakti Luhur ini (data majalah TEMPO, 15 Juli 1972).
Pertemuan ini rutin dilaksanakan 2x tiap bulan dan pengajian bersama adalah rutin sekali tiap bulan, di tempat Kecamatan Bojongsari; Sawahan Depok, dimana acara ini juga diramaikan dari rekan-rekan dari kota Yogyakarta, Bogor, Bandung, Palembang, Lampung, Solo, Pulau Bangka dan lain-lain.
Tujuan dari pertemuan ini diadakan adalah memberikan wadah untuk keluarga disabilitas sehingga mereka bisa saling berbagi informasi dan pengetahuan, selain itu juga sebagai sarana memberi semangat keluarga satu dengan yang lain sehingga pada akhirnya mereka tidak malu dan lebih menerima serta mencintai anak-anak mereka.
Wadah ini juga sebagai salah satu jalan untuk membuka wawasan masyarakat bahwa anak berkebutuhan khusus (sering disingkat sebagai ABK) mempunyai hak yang sama seperti mereka yang normal dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan adanya wadah ini dapat memberikan panutan atau contoh kepada keluarga anak berkebutuhan khusus yang masih malu atau bahkan tidak menerima keadaan anak mereka, dan juga memberikan masukan kepada masyarakat dimana anak berkebutuhan khusus adalah kutukan atau aib bagi keluarga mereka.
Dalam hal ini Bhakti Luhur di banyak kota di Indonesia memfasilitasi pertemuan ini juga untuk memberikan wawasan kepada para pendidik, kader-kader Puskesmas, kader-kader PKK dimana mereka sangat mengenal keadaan setempat, sehingga mereka dapat menjadi ujung tombak sampai ke lapisan terdalam di tengah masyarakat dalam memberikan wawasan tersebut.
Sehingga pada akhirnya menjadi sangat nyata bagi keadaan ABK setempat, apakah mereka diperhatikan atau tidak, apakah mereka masih ditelantarkan atau tidak; melalui keberadaan kader-kader tersebut, karena para kader sudah diberikan cara deteksi dini bila menemui keadaan-keadaan yang bersinggungan dengan para ABK di lingkungan mereka.
Hal ini dapat memudahkan stake holder/ pihak yang bersangkutan, terutama pemerintah setempat dan Bhakti Luhur untuk mengetahui bahwa apakah suatu wilayah tersebut sudah memperhatikan ABK atau belum.
Jaringan ini juga diharapkan dapat mendata lingkungan mereka khususnya para ABK, karena para ABK sering kali disembunyikan oleh keluarga mereka. Para kader diberi bekal untuk merespon bila bertemu ABK:
-Apa yang harus dilakukan bila masyarakat atau kader menemukan mereka?
-Bagaimana cara mengadapi para ABK?
-Bagaimana Pemerintah melalui Undang-Undang-nya memberikan bantuan atau fasilitas bagi para ABK
Sehingga pada akhirnya pemerintah menjadi sangat terbantu karena ada pertemuan rutin ini sehingga pemerintah lebih tahu dan mengenal apa yang harus mereka lakukan kepada para ABK di wilayah mereka.
Pada akhirnya, kami mengucapkan maju terus RBM Bhakti Luhur!!! Semoga sukses dalam mengentaskan para mereka yang berkebutuhan khusus di Indonesia.. Kami Yayasan Bhakti Luhur mengucapkan terima kasih banyak atas semua pihak yang telah membantu kegiatan ini.
foto-foto lain bisa dilihat di link: