BERITA

Triplets Birthday Lesson : Sebuah Kursi Roda Modifikasi untuk Agus…

Triplets Birthday Lesson : Sebuah Kursi Roda Modifikasi untuk Agus…


Dec 26, ’07 11:49 PM

Sore itu 20 Desember 2007, hujan cukup deras di Quntien, membuat daku agak segan ikut ke Panti Asuhan diajak oleh mertua, dan daku baru tiba tadi siang, cape masih terasa.

Daku memaksakan diri ikut juga, berkonvoi 2 mobil pake nyasar nyasar..he..he..daku sendiri nggak gitu hafal daerah itu karena letaknya agak pinggiran kota Pontianak.

Sesampai disana hujan nggak berhenti juga, so sambil berlari lari, kami masuk ke panti membawa beberapa kantong beras dan kebutuhan utama lainnya.

Setiba didalam, daku melihat ada beberapa anak yang menggeletak, sempat daku kaget dan tertegun karena daku kira akan berkunjung ke panti asuhan biasa, yang isinya anak anak normal.

Tapi ini adalah anak anak cacat yang benar benar tergantung dengan orang lain untuk bisa memenuhi kebutuhan dasarnya.

Mungkin kalo dikau sekalian, akan langsung terenyuh hatinya melihat 8 anak yang usianya bervariasi itu secara fisiknya.
Karena daku seorang dukun, itu sudah tidak terlalu mengejutkan buat daku.

Bagi si Triplets, ini adalah janji kunjungan ke panti saat ulang tahun buat mereka yang tertunda selama ini.

Hampir semua merah matanya dan berusaha menyembunyikan haru saat mendengar seorang anak cacat yang menyanyikan lagu wajib panti asuhan itu.

Sembari daku melihat lihat daftar nama anak yang dirawat disitu, daku mendengar celoteh seorang anak yang terkesan kecerdasannya masih cukup oke.

So daku mencari tau, ternyata celotehan yang ceria itu berasal dari Agus, seorang anak yang cacat tangan dan kakinya sejak lahir yang nyanyi tadi.

Semangatnya sangat baik, ini sangat menarik…..
Lalu daku menyapanya, dan doi sangat friendly.

“Bapak dari mana ?” tanya Agus, mata bersinar cerdas dan ceria.
“Jakarta” daku, lalu si om Yanto menambahin “Ini dokter eddy Gus” .
Rupanya om daku ini cukup sering datang ke situ dan sudah kenal lebih dekat dengan Agus.

Singkatnya, daku tau doi sudah berumur 13 tahun dan berasal dari desa Maung di kabupaten Sintang, tempat yang cukup jauh dari Pontianak.

Agus baru 4 bulan di rawat oleh Panti Asuhan Bhakti Luhur diantar oleh orang tuanya sendiri karena mereka kesulitan merawatnya karena sering ditinggal meladang.
Agus sendiri punya 2 adik yang sehat walafiat.

Melihat semangat hidupnya yang besar itu, daku lalu menanyakan kepada suster Clemansia, kepala Panti, bagaimana perkembangannya selama ini.

Pertama kali doi tiba di Panti, belum bisa apa apa, bahkan tangan kalo dipegang suka kesakitan, tetapi berkat fisioterapi yang dilakukan selama 1,5 jam setiap pagi, maka doi bisa dilatih duduk sebentar dan belajar membaca.
Doi bisa makan sendiri dan cebok sendiri. (poto ada diatas)

Maklumlah namanya dukun itu tangan gatal, lalu daku minta doi didudukan dan daku memeriksa tulang belakangnya.
Nampak doi agak sesak saat didudukan tampak dadanya menonjol keluar “dada burung” nya.

“Sesak Gus kalo duduk ?” daku,
“Nggak, pak dokter !” Agus.
Kata fisioterapisnya, doi belon lama dilatih duduk tegaknya jadi belon terbiasa.

Daku bertanya dengan suster Clemensia apakah Agus bisa dibuatkan kursi roda dengan modifikasi khusus sehingga doi bisa duduk agak lama dan belajar membaca dan berhitung dengan lebih baik, juga untuk mobilisasinya.

Dan daku diberitahu bahwa kursi roda khusus seperti itu dapat dibuat oleh Yayasan SaBaTu ( Saling Membantu) yang memang spesialisasi Pusat Pelayanan Penyandang Cacat Fisik di Quntien.

Besok pagi, daku dan om Yanto langsung meluncur ke Yayasan Sabatu dan membawa pak Markus bagian tehnisi bengkel prothese dan kursi roda modifikasi untuk diajak melihat Agus dan mengukurnya.(poto kanan atas)

Tak lama kemudian, daku mendapat kabar baikdari pak Markus bahwa kursi roda modifikasi bisa dibuatkan Januari 2008 nanti,.karena doi akan cuti sampai awal tahun nanti. (contohnya mirip di poto kanan bawah)

So daku membereskan administrasi dengan pak Yosef, kepala bagian Sabatu.(kiri bawah)
Besoknya daku menelpon suster Clemensia, daku akan mengantar kwintansi tanda pembayaran kursi roda untuk Agus sebelum kembali ke Jakarta. (kiri atas baju biru)

Pagi pagi 26 Desember, sebelum daku kembali ke Jakarta, daku diantar om Yanto ke Panti lagi, saat itu hujan cukup lebat, dan Agus sedang bengong tiduran di beranda Panti sambil menatap ke derasnya hujan.

“Pagi pagi bengong, ngelamunin cewek cakep mana Gus ?” tanya daku…he..he..he..
“Eh, nggak !!??” Agus,
“Kursi rodanya jadi sebulan lagi, belajar yang rajin ya Gus” daku
“Makasih pak dokter” Agus sambil menerima kwintasi.
“Ini hadiah dari anak kembar tiga nya om, Gus ” daku.

Daku telah memberitahu si triplets, bahwa kursi roda modifikasi akan dihadiahkan untuk Agus, sebagai hadiah ulang tahun dari mereka yang ke sepuluh Oktober yang lalu.

“Bisa baca Gus ?” daku, lalu doi mengeja satu persatu hurufnya…he..he..he..belon lancar.
“Agus malu maluin aja, kursi rodanya nggak jadi dikasih aja ya” suster Clemensia bercanda dengan Agus ” Kemaren udah lancar padahal”…he..he..he..grogi ‘kali :)).

Suster Clemensis berjanji akan mengirimkan summary dari panti yang mereka kelola di Quntien yang merupakan salah satu jaringan kecil dari Yayasan Bhakti Luhur yang berpusat di Malang.

Situs milik Tempat Rehabilitasi anak cacat paling besar di Indonesia ini ada di SINI.

Sekalian daku menyampaikan sumbangan uang dari temans milis Ayahbunda ke panti.
So daku hanya sebentar saja, karena belon beres beres.

“Iwan doakan semoga selamat di Jakarta ya pak dokter” Iwan, yang sudah akil balik itu mendoakan dari ujung ruangan sana.
“Terima kasih Iwan atas doanya”, daku.

Selamat Natal Agus….
Semoga saja Agus tetap bersemangat mencapai kemajuan dalam hidupnya dan doi mungkin akan menjadi contoh yang baik bagimana sepantasnya kita tetap mensyukuri dan menjalani hidup ini dengan penuh semangat.
Doi akan tampil di tivi lokal Quntien

diambil dari:
http://eddyjp.multiply.com/journal/item/75

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *